Kegiatan Konsumsi
Kegiatan konsumsi adalah kegiatan, menggunakan, memakai, atau menghabiskan barang/jasa atau mengurangi kegunaan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan baik sekaligus maupun secara berangsur-angsur. Kegiatan konsumsi dilakukan manusia tergantung dari tujuan masing-masing individu. Semua barang dan jasa digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dalam ilmu ekonomi, semua barang dan jasa yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut barang konsumsi. Dikonsumsi berarti digunakan untuk memenuhi kebutuhan.
Sifat manusia pada dasarnya selalu ingin memenuhi semua kebutuhannya, karena kebutuhan manusia tidak ada batasnya. Ketika kebutuhan satu sudah terpenuhi, maka akan muncul kebutuhan lainnya. Hal ini akan membuat manusia cenderung berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif adalah perilaku atau gaya hidup yang suka membelanjakan uang tanpa pertimbangan yang matang.
Perilaku konsumtif membawa dampak tertentu bagi diri sendiri dan kegiatan ekonomi yang lain. Apabila dilihat dari kacamata ekonomi ada aspek positif maupun negatif dalam perilaku konsumtif.
a. Aspek Positif Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif sering mempunyai konotasi sebagai perilaku yang negatif. Perilaku konsumtif sering dihubungkan dengan sifat foya-foya, tetapi berikut ini merupakan aspek positif perilaku konsumtif;
- Perilaku konsumtif mendorong orang untuk meningkatkan pendapatannya agar dapat membeli barang/jasa yang lebih berkualitas. Hal ini mendorong orang untuk giat dan kreatif dalam berusaha.
- Menciptakan lapangan kerja. Jika produsen meningkatkan jumlah produksinya maka dibutuhkan tenaga kerja baru. Secara tidak langsung perilaku konsumtif memberi peluang terciptannya lapangan kerja.
- Perilaku konsumtif meningkatkan produksi. Dengan adanya perilaku konsumtif, terbuka pasar yang luas bagi produsen. Dengan adanya pasar maka produsen memperbanyak barang-barang produksinya.
b. Aspek Negatif Perilaku Konsumtif
Dari kacamata ekonomi, perilaku konsumtif mempunyai aspek negatif sebagai berikut;
- Mengurangi kesempatan untuk menabung. Perilaku konsumtif cenderung mendorong orang untuk membelanjakan pendapatannya. Akhirnya tidak ada sisa pendapatan yang dapat ditabung.
- Jika kesempatan menabung rendah, maka kesempatan untuk menanamkan modal (berinventasi juga rendah).
- Investasi yang rendah menyebabkan pendapatan juga rendah.
Secara garis besar, dapat dikatakan perilaku konsumtif membuat orang melupakan perencanaan masa depan. Selain beberapa aspek negatif dari sisi ekonomi ada juga aspek negatif secara sosial dari perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif dalam arti hidup berfoya-foya dapat menimbulkan kecemburuan sosial.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi seseorang, antara lain;
a. Tingkat Pendapatan
Besar-kecilnya pendapatan yang diterima seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi orang itu. Semakin besar pendapatan seseorang maka konsumsinya cenderung meningkat dan sebaliknya apabila pendapatnya sedikit maka jumlah konsumsi orang itu juga sedikit.
b. Sikap Hidup
Sikap hidup seseorang akan berpengaruh terhadap pola konsumsi, misal sikap hidup boros atau hemat. Mereka yang memiliki sikap hidup boros maka tingkat komsumsinya cenderung tinggi. Dan mereka yang memiliki sikap hidup hemat maka tingkat konsumsinya cenderung sedikit.
c. Lingkungan Tempat Tinggal
Manusia hidup tidak lepas dari lingkungan sekitarnya. Manusia akan selalu beradaptasi dengan lingkungannya, sehingga pola konsumsi seseorang itu sangat dipengaruhi oleh lingkungan seseorang itu berada.
d. Selera
Keinginan masing-masing orang tidaklah sama. Keinginan yang muncul dalam diri seseorang karena adanya daya tarik barang/jasa yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, yang dikenal dengan selera. Selera seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi. Jika selera orang itu tinggi terhadap suatu barang/jasa maka konsumsi terhadap barang/jasa akan meningkat, dan sebaliknya apabila selera orang itu rendah maka konsumsi terhadap barang/jasa akan rendah.
Kegiatan konsumsi sangat pentiing demi kelangsungan hidup manusia. namun, bukan berarti sikap boros dapat dibenarkan. Manusia harus selalu mempertimbangkan besarnya pendapatan dan harus selektif dalam melakukan konsumsi.
Kita harus mendahulukan kebutuhan yang paling penting. Untuk hal itu sebaiknya setiap orang harus membuat skala prioritas kebutuhan yang disesuaikan dengan pendapatannya. Dalam melakukan kegiatan konsumsi, sebaiknya mengkombinasikan antara kebutuhan barang dan jasa sehingga akan tercapai kepuasan yang maksimal.
Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh konsumen yang satu dengan konsumen yang lain sangat berbeda. Perbedaan pola konsumsi itu tentu saja tergantung dari kebutuhan terhadap barang dan jasa. Adanya keberagaman kebutuhan barang dan jasa menunjukkan pola konsumsi tiap-tiap orang berbeda.
Di dalam ilmu ekonomi perilaku konsumsi, yakni rumah tangga keluarga, rumah tangga perusahaan, dan rumah tangga negara, yang dimana masing-masing memiliki jenis dan pola konsumsi yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
a. Kegiatan konsumsi rumah tangga
Rumah tangga keluarga umumnya terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Keluarga adalah sekelompok orang yang dipersatukan oleh pertalian darah. Keluarga ini merupakan sekumpulan orang yang tinggal dalam satu rumah sebagai unit terkecil dalam suatu masyarakat.
Keluarga merupakan kelompok yang sering melakukan kegiatan konsumsi. Setiap anggota keluarga mempunyai kebutuhan yang berbeda baik dilihat dari jumlah maupun ragamnya. Misal; kebutuhan anggota keluarga dapat berupa makanan dan pakaian, sedangkan kebutuhan keluarga adalah rumah, listrik maupun telepon. Tingkat konsumsi suatu keluarga dapat berbeda dengan keluarga lainnya.
Perbedaan ini dipengaruhi faktor pendapatan, jumlah anggota keluarga, gaya hidup, latar belakang pendidikan, atau lingkungan tempat tinggal. Setiap rumah tangga berupaya sedemikian rupa dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan. Setiap rumah tangga sebaiknya selalu menyelaraskan antara tingkat pendapatan dengan tingkat pengeluaran.
Rumah tangga keluarga sebaiknya membuat perencanaan pengeluaran dengan menyusun anggaran pendapatan dan belanja keluarga agar tidak terjadi defisit anggaran.
Pendapatan adalah penambahan kemampuan daya beli seseorang yang diperoleh dari pengorbanan tertentu. Adapun pengeluaran adalah biaya yang akan dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan.
Pendapatan Keluarga
- Gaji, adalah pendapatan yang bersifat kontinu/terus menerus dan dalam jumlah relatif tetap sebagai balas jasa dari suatu pekerjaan formal.
- Upah, adalah pendapatan yang bersifat tidak menentu dan dalam jumlah yang relatif berbeda sebagai balas jasa dari pekerjaan nonformal.
- Sewa, adalah pendapatan dari pemanfaatan sumber daya.
Pengeluaran keluarga
- Pengeluaran rutin, mencakup biaya untuk makanan, listrik, telepon, pajak, dan biaya pendidikan.
- Pengeluaran insidental, mencakup biaya untuk kebutuhan yang muncul sewaktu-waktu, seperti biaya dokter, perbaikan kendaraan, dan sumbangan.
b. Kebutuhan konsumsi perusahaan
perusahaan merupakan tempat berlangsungnya proses produksi. Pada saat memproduksi barang, perusahaan ini memerlukan bahan baku, tenaga kerja, dan modal. Pada saat perusahaan ingin menghasilkan barang atau jasa maka perusahaan mengkonsumsi bahan baku, mesin, dan jasa tenaga kerja. Perusahaan dalam hal ini bukan hanya melakukan kegiatan produksi akan tetapi juga melakukan kegiatan konsumsi. Dalam melakukan kegiatan konsumsi yang ditujukan untuk menghasilkan barang/jasa, perusahaan harus menekan pengeluarannya agar dapat menekan biaya produksi.
Apabila biaya produksi dapat ditekan maka biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang atau jasa itu rendah sehingga berakibat pada harga barang menjadi murah. Apabila perusahaan tidak mampu menekan biaya produksi maka harga barang menjadi mahal.
Perusahaan dapat menekan biaya produksi dengan membeli/menggunakan bahan baku yang murah, menggunakan tenaga kerja yang terampil, atau dapat juga menggunakan teknologi yang tinggi sehingga dapat menghasilkan barang dalam jumlah banyak dengan kualitas yang baik.
Apabila rumah tangga melakukan kegiatan konsumsi barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan, maka konsumsi perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan barang atau jasa.
c. Kegiatan konsumsi negara
Pada dasarnya sama dengan perusahaan, negara bertindak sebagai produsen sekaligus sebagai konsumen. Tujuan konsumsi negara berbeda dengan rumah tangga keluarga dan perusahaan. Konsumsi negara bertujuan untuk memenuhi atau melayani kebutuhan masyarakat. Biaya yang digunakan untuk konsumsi negara berasal dari masyarakat. Setiap pengeluaran harus direncanakan dan disetujui oleh DPR dalam bentuk RAPBN. Apabila telah disetujui maka pemerintah berkewajiban untuk menjalankannya dalam bentuk APBN. Tetapi, apabila tidak disetujui pemerintah harus menjalankan APBN tahun sebelumnya. Pada akhir tahun anggaran, pemerintah harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan APBN di depan DPR. Hal ini dilakukan agar pengeluaran pemerintah dapat sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat.
Pengeluaran negara terbagi menjadi dua, yakni pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan.
Pengeluaran Rutin
- Pengeluaran belanja pegawai, seperti menggaji pegawai negeri dan TNI.
- Pengeluaran belanja barang, seperti membeli alat-alat kantor.
- Pengeluaran belanja perjalanan dinas pejabat, seperti perjalanan kenegeraan presiden ke luar negeri.
- Pengeluaran pemeliharaan, seperti pemeliharaan gedung serta alat kantor pemerintah.
- Pengeluaran rutin lain-lain, seperti subsidi daerah otonom dan subsidi bahan bakar minyak.
Pengeluaran Pembangunan
- Pengeluaran pembangunan yang bersifat jasmani, seperti pembangunan jalan dan fasilitas umum serta fasilitas sosial.
- Pengeluaran pembangunan mental, seperti penataan dan penyuluhan untuk pegawai dan masyarakat.
Demikianlah ulasan mengenai Kegiatan Konsumsi, yang pada kesempatan kali ini dapat dibahas dengan lancar. Semoga ulasan di atas bermanfaat bagi yang menyimak. Kiranya cukup sekian, kurang lebihnya mohon maaf dan sampai jumpa.
*Rajinlah belajar demi Bangsa dan Negara, serta jagalah kesehatanmu!!!
*Bersemangatlah dan raihlah cita-citamu!!!
*Semoga anda sukses!!!